Pages

Kamis, 17 April 2014

SINDOnews Feed
Media Online yang menyajikan informasi terpercaya tentang berita Nasional, Metropolitan, Daerah, Ekonomi-Bisnis, Internasional, Olahraga, dan Sepakbola 
Grow your customer base.

Start a lead gen campaign on LaunchBit and cost-effectively grow your company today!
From our sponsors
Kronologi pembunuhan pasutri Didi-Anita
Apr 17th 2014, 11:18

Oris Riswan

Kamis,  17 April 2014  −  18:18 WIB
Kronologi pembunuhan pasutri Didi-Anita

Didi (atas) dan Anita (kanan). (Foto: Bewara.co)

Sindonews.com - Polisi sudah menangkap para pelaku pembunuhan pasangan suami-istri Didi Harsoadi-Anita Anggraeni di berbagai tempat berbeda. Lantas, seperti apa lika-liku kasus tersebut?

Lima tersangka ditetapkan oleh kepolisian masing-masing Raga, Teuku, Udin, Dedi, dan W (DPO). Sementra Sahmi yang sebelumnya disebutkan sebagai tersangka hanya berstatus sebagai saksi.

Pertengahan 2010 Raga mengenal W karena ada hubungan usha jual-beli usaha handphone. Pada 2012, Raga memiliki utang pada W sebesar Rp130 juta yang belum dibayar sampai kini. Pada saa bersamaan, W memiliki hutang pada orang lain dan dikejar-kejar debt collector.

Akhir Maret 2014, Raga menagih utang kepada W untuk membeli rumah milik Didi di Jalan Batu Indah Raya, Batununggal, Kota Bandung. W kemudian menawarkan untuk membunuh korban dan mengambil sertifikat rumah milik Didi. Raga setuju usulan itu dan W akan menggunakan jasa Teuku untuk mengeksekusi.

Awal Februari, dilakukan pertemuan antara Raga, Teuku, dan W. Saat itu Teuku menyanggupi untuk membunuh Didi dengan imbalan Rp400 juta dan uang operasional Rp10 juta.

Dua hari kemudian, W dan Teuku menemui Raga untuk meminta biaya operasional dan Raga menyerahkan handphone Blackerry Q10 seharga Rp2,5 juta untuk dijual sebagai biaya operasional. Uang hasil penjualan HP itu kemudian digunakan Teuku untuk membeli pisau dapur, sangkur dan alat kejut listrik.

Pada 7 April pukul 13.00 WIB, W menelepon Raga dan menjelaskan Teuku sudah mendapatkan orang yang akan melakukan pembunuhan. Rencananya, pembunuhan akan dilakukan pada 8 April, namun eksekusi diundur hingga 10 April.

Pada 10 April pukul 08.00 WIB, W dan para eksekutor masing-masing Teuku, Udin, dan Dedi bertemu di salah satu hotel di kawasan Cijagra. Raga kemudian datang ke hotel sekira pukul 09.30 WIB. Saat itu terjadi komunikasi seputar rencana pembunuhan.

Pada 10 April pukul 11.00 WIB, Raga datang ke rumah korban untuk mengecek keberadaan Didi. Para pelaku kemudian menyusul ke rumah tersebut menggunakan Toyota Avanza Veloz dan berbagai barang yang akan dipakai untuk mengeksekusi.

Sesampainya di sana, Udin dan Dedi masuk ke dalam rumah dengan mengaku sebagai pegawai bank. Pukul 12.30 WIB, Udin dan Dedi mengajak Didi ke lantai dua. Di sana korban dipukul, ditusuk, dan disetrum hingga meninggal dunia.

Anita yang saat itu mendengar suara gaduh langsung mengecek ke lantai dua. Saat berada di tangga, Anita ditusuk menggunakan sangkur hingga meninggal dunia.

Setelah aksi kejam itu, Udin dan Dedi pergi ke hotel, sedangkan Teuku dan W membungkus korban dengan seprai dan bed cover. Mayat korban lalu dimasukkan ke dalam mobil Nissan Grand Livina milik korban. Mobil itu kemudian dibawa ke hotel untuk menemui Udin dan Dedi.

Di rumah korban, Raga sempat mengambil barang milik korban yaitu tiga handphone, jam tangan, kalung giok, sertifikat, dan uang tunai Rp2 juta untuk diserahkan pada Udin.

Pukul 16.00 WIB, semua tersangka pergi untuk membuang korban di daerah Pandeglang, Banten. Pukul 23.00 WIB, peralatan yang dipakai untuk membunuh pun dibuang. Usai membung mayat, Raga kembali ke hotel dan ke lokasi pembunuhan untuk membersihkan darah sisa eksekusi.

Pada 11 April pukul 02.00 WIB, Udin, Dedi, dan W tiba di Jakarta dan menginap di salah satu hotel. Di sana pelaku sempat mengganti pelat nomor mobil Grand Livina yang dipakai untuk membung korban.

Pukul 12.30 WIB para tersangka pulang ke rumah Teuku. Sore harinya mereka bubar, sedangkan mobil disimpan di rumah Teuku di Jakarta. Pukul 21.00 WIB, para pelaku berangkat ke Bandung naik travel untuk menemui Raga demi menagih janji pembayaran pembunuhan.

Pada 12 April pukul 10.00 WIB, para pelaku dan Raga bertemu di Jalan Banceuy, Kota Bandung, untuk menagih pembayaran dan meminta sertifikat rumah korban. Tapi Raga mengaku belum memikili uang.

Para tersangka kemudian meminta jaminan mobil New Avanza Veloz dan STNK milik Raga. Para tersangka lalu ke Jakarta menggunakan mobil tersebut. Di Jakarta para tersangka memisahkan diri hingga akhirnya tertangkap di berbagai daerah. Sedangkan W masih buron.

"Mobil dibawa (Teuku) ke Aceh sebagai jaminan. Tapi belum sampai di Aceh, pelaku sudah ditangkap di Lampung," kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Mashudi, di Mapolrestabes Bandung, Kamis (17/4/2014).

Keempat pelaku kini ditahan di Mapolrestabes Bandung untuk proses penyidikan. Sedangkan W masih diburu aparat gabungan dari Polrestabes Bandung dan Polda Jawa Barat.

Baca juga:
Pembunuh pasutri Didi-Anita 6 orang, 1 masih buron

(rsa)
google play
views: 349x

Facebook

Twitter

Google+

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
FkLNAVqm1Y.jpg?w=120 (image/jpeg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions