Pages

Sabtu, 26 April 2014

Sindikasi welcomepage.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal welcomepage 
TypePad Has the Tools

Looking for a premiere blogging service? Start your blog today on TypePad.
From our sponsors
Nostalgia Kuah Soto Mie Bening Wahid Hasyim
Apr 26th 2014, 09:00

MESKI telah 45 tahun lebih berdiri, sampai sekarang rasa soto mi di warung ini tak pernah berubah. Soto mi berkuah bening dengan aneka isi dan gorengan sebagai pelengkap, benar-benar membuat ketagihan.

Dulu jajanan kaki lima ini berdiri di bawah pohon sengon besar di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Kalau jam makan siang tiba, entah hari kerja atau hari libur, sulit mendapat tempat duduk. Padahal, bangku-bangku kayu sudah dijejerkan hingga ke teras warung milik seorang warga Tionghoa. Alhasil, orang yang baru datang terpaksa menunggu. Yang sedang makan pun tak bisa berlama-lama lantaran sudah ditunggu.

Meski demikian, tetap saja tak ada rasa kapok menunggu sambil berdiri di tengah hawa panas Jakarta. Soto mi ini tetap laris manis. Tak sedikit pula yang datang mengendarai mobil mewah, terlebih pada hari libur banyak pembeli yang datang bersama keluarga. Kini warung soto mi bening legendaris ini telah pindah, tak jauh dari tempatnya terdahulu, menempati sebuah bangunan kecil di Jalan Kebon Kacang XI atau sekitar 200 meter dari Jalan Wahid Hasyim menuju Tanah Abang.

Ada spanduk bertulisan "Soto Mie Pindahan Pohon Besar" yang digantung di depan warung. Saat datang dan memesan semangkuk soto mi, Nasrullah dengan sigap mulai meracik. Mula-mulai ia mengambil mi kuning dan merebusnya ke dalam panci. Sambil menunggu matang, ia campurkan cuka aren, kecap asin, garam, penyedap rasa, lada, dan beberapa potong daging ke dalam mangkuk.

Berikutnya, dia mengambil mi kuning yang sudah direbus dan menuangnya bersama kuah. Soto mi ini berkuah bening dan tampak tidak berlemak. Isinya emping, bihun, mi kuning, daging sapi, daun bawang, kol, lobak, bawang goreng, dan perkedel kentang. Di meja disediakan kecap manis, kecap asin, cuka aren, sambal kacang, sambal soto, garam, lada, kerupuk, dan kerupuk paru. Ini yang asyik.

Dengan banyaknya pelengkap yang disediakan di meja, kita bisa menambahkan sesuka hati untuk mendapatkan rasa yang mantap. Kuah soto yang gurih dan hangat, makin sedap saat ditambahkan sambal pedas. Kalau mau lebih mantap, bisa meminta paru babat, risol, perkedel, atau tahu, lalu cocol dengan sambal kacang. Risolnya berkulit tebal tapi tidak alot, berisi kentang, wortel, serta daging sapi cincang.

Ia mengaku tidak ada yang istimewa dari soto mi yang dijualnya, tidak ada bumbu khusus. "Bisa lihat saya meraciknya langsung di depan pengunjung, tak ada yang disembunyikan," ujar Nasrullah, sambil menunjuk pikulan soto tempatnya sehari-hari meracik soto mi.

Mungkin, sambung Nasrullah, kuah soto yang bening tak berlemaklah yang mengundang orang menjadi fanatik. Sebab, soto mi yang kita kenal kebanyakan berkuah pekat, berlemak dengan "rasa" yang berat. Sebaliknya, soto ini justru ringan kuahnya. Bahan-bahan yang digunakan juga alami. Mi kuning misalnya, dibeli langsung dari sebuah pabrik mi di kawasan Jatinegara.

Tanpa formalin, karenanya hanya bisa bertahan selama empat hari. "Kadang, kalau tiga hari sudah berbau, kita buang," tutur Nasrullah.

Cuka aren yang digunakan dibawa Nasrullah dari kampungnya di Sukabumi, Jawa Barat. Jika kuah soto tidak habis, akan dibuang dan dibuat yang baru sehingga soto selalu segar.

Semangkuk soto dihargai Rp17.000, sedangkan aneka gorengan Rp3.000, emping dan peyek Rp5.000, dan paru basah Rp7.000. Warung soto ini buka pukul 09.00–21.00 WIB. Sayang, kejayaan soto mi ini mulai redup, tempatnya lebih kecil dan pengunjungnya pun tak sebanyak sebelumnya.

"Anak-anak muda sekarang jarang yang makan di sini. Mungkin kurang bergengsi dipikirnya. Pembeli sudah tak sebanyak dulu," keluh Nasrullah, sambil menghela napas.

Ia tak tahu sampai kapan warung sotonya mampu bertahan di tengah makin banyaknya pilihan kuliner di Ibu Kota. (ftr)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions