Brasil gagal total di "rumah sendiri" (Foto: Ueslei Marcelino/REUTERS) Brasil yang dianggap gagal total berjaya di rumah sendiri pada Piala Dunia edisi ke-20 kali ini, menuai keprihatinan banyak pihak. Tak terkecuali eks-gelandang
Seleção dan Arsenal, Gilberto Silva, yang menyoroti kesalahan menahun otoritas sepakbola Brasil selama 10 tahun terakhir.
Walau tim Samba sedianya mampu memijak semifinal, namun skuad arahan Luiz Felipe Scolari itu mengakhiri Piala Dunia dengan cara yang menyakitkan buat rakyat Brasil.
Selepas dipecundangi Jerman 1-7 di semifinal, status juara ketiga pun gagal mereka klaim, menyusul kekalahan memilukan lainnya, 0-3 dari Belanda. Gilberto punya sudut pandang sendiri soal kegagalan Neymar da Silva Cs di hadapan pendukung sendiri, di mana problem utamanya berasal dari "akar rumput" persepakbolaan Brasil selama ini.
"Sulit untuk mengatakan di mana salahnya. Kesalahannya bukan terletak pada tim nasional, tapi soal apa yang terjadi pada sepakbola Brasil. Terletak pada bagaimana orang-orang administrasi menjalankan sepakbola di negara ini, mereka harus bekerja lebih baik pada penataran pelatih dan akademi muda," umbar Gilberto.
"Masalahnya juga ada pada negara – di titik tertentu, memang tak ada hubungan langsung dengan sepakbola, tapi kadang-kadang negara dan sepakbola berkaitan. Semua orang mengharapkan kami menemukan solusi atas problem di negara kami, tapi saya harap publik juga memperhatikan dan membantu mencari solusi, itu yang saya mau," lanjutnya.
Sedianya Gilberto dan beberapa koleganya sempat ingin mengusulkan dan membantu federasi Brasil – CBF, guna memperbaiki beberapa blunder yang sejatinya sudah mereka lakoni selama satu dekade terakhir ini.
"Ada sekumpulan pemain yang punya pemikiran bagus, saya satu di antaranya dan kami mencoba mencari solusi terbaik dan semoga mulai sekarang, publik mulai perhatian tentang apa yang kami usulkan," sambungnya, seperti dilansir
Squawka, Senin (14/7/2014).
"Kami sudah meminta beberapa bulan sebelumnya dan coba bicara pada CBF dan pemerintah, untuk berdiskusi soal situasi dan sepakbola. Pada suatu titik datanglah waktunya dan (kegagalan Brasil) sekarang bukan karena apa yang terjadi saat ini, melainkan 10 tahun terakhir," imbuh Gilberto.
"Tahun demi tahun selalu ada yang salah dan suatu saat Anda mulai merasakan sakitnya (kegagalan). Selama ini orang-orang juga hanya berpikir bahwa kami gagal di saat sekarang, bukan berpikir bahwa problem ini sudah terjadi sejak lama," tutupnya.
rawThis entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
