Kedua pasangan capres-cawapres saling klaim memenangi Pilpres 9 Juli (Ilustrasi Okezone) JAKARTA - Sejumlah lembaga survei yang melakukan hitung cepat atau quick count dalam Pemilu Presiden 9 Juli kemarin menyebut pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla lebih unggul. Sementara, beberapa lembaga survei lainnya mendapatkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diprakirakan lebih unggul.
Akibat perbedaan hasil quick count tersebut, sejumlah pihak akan melakukan audit terhadap beberapa lembaga survei yang dinilainya janggal.
Menanggapi hal itu, Peneliti Indonesian Research centre (IRC) Yunita Mandolang, menyatakan siap apabila ada audit terkait hasil quick count Pilpres kemarin.
"Boleh-boleh saja kalau mau audit," jelas Yunita saat berbincang dengan Okezone.
Meski demikian, kata dia, apa yang dilakuakn IRC terkait hitung cepat Pilpres sudah mendapatkan sertifikat dari KPU.
"Kita kan semua lembaga survei dan yang melakukan hitung cepat sudah didaftarkan ke KPU. sejak April kemarin kita diminta KPU tentang metodologi dan sampelnya. dan KPU mengeluarkan sertifikat artinya kami diperbolehkan oleh KPU," tegas dia.
Dia juga menegaskan bahwa prediski lembaga survei terkait hasil hitung cepat bukanlah penentu kemenangan dalam Pilpres kali ini. Melainkan hanya sebuah prediksi semata.
Soal penentu kemenangan harus menunggu real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli mendatang.
"Tentu yang bisa memutuskan siapa yang menang itu adalah KPU. Kami hanya memprediskikan, soal lembaga yang lebih mendekati kebenaran harus menunggu real countn KPU," pungkasnya.
(hol)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.