Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku, kesulitan terbesar saat ini adalah memberantas korupsi di Indonesia, terutama dalam pemerintahan. Saking sulitnya, bahkan menurut pria yang karib disapa Ahok itu, memberantas korupsi ini lebih sulit daripada ketika para pejuang melawan penjajah dulu.
"Kata Bung Karno, yang susah itu bukan melawab penjajah Belanda. Tapi bagaimana kita lawan roh-roh penjajah Belanda yang memasuki pejabat dengan korupsinya," kata Ahok dalam sambutannya di acara Penyerahan Pendayagunaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (15/7/2014).
Menurut Ahok, seluruh ibadah yang dilakukan akan percuma apabila melakukan tindakan korupsi dalam bentuk apapun. Apalagi jika yang korup itu adalah pejabat pemerintahan. Karena mereka disumpah untuk melayani dan menyejahterakan warga.
Jika hal itu dilanggar dengan menyelewengkan uang rakyat, maka menurutnya sama saja dengan mengingkari ajaran agama.
"Saya ingat Perdana Menteri Belanda Abraham Kuyper bilang, kalau kita tidak perhatikan rakyat miskin berarti mengingkari firman Tuhan. Jadi masa sesama warga Jakarta tidak lakukan itu," ucapnya.
Pasalnya, lanjut dia, masih banyak warga DKI yang kekurangan. Terutama soal pendidikan. Menurut riset Bank Dunia, ada sebanyak 40% anak usia 16-18 tahun di Jakarta yang belum mampu mengenyam pendidikan karena masalah ekonomi.
Biaya sekolah saat ini mencapai Rp 600-Rp 800 ribu per bulan. Sedangkan, Kartu Jakarta Pintar (KJP) baru bisa membantu Rp 300 ribu per bulan.
"KJP rawan penyelewengan dan rawan melawan regulasi. Karena dana hibah kan hanya boleh 3 tahun atau 3 kali," ucap Ahok. (Ein)
(Nadya Isnaeni )
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.