Presiden SBY dan Ibu Ani bercakap-cakap dengan para menteri, seusai memberi keterangan pers di Hoteng Shangri-La, Manila, Filipina, Sabtu (24/5/2014) pagi.(Presidenri.go.id/Cahyo)
Liputan6.com, Batam - Setelah Pilpres 9 Juli, di Indonesia akan terjadi transisi kekuasaan. Namun, Presiden RI dan Presiden Singapura sepakat untuk tetap menjalin hubungan baik antar 2 negara. Tak hanya itu, kedua negara juga sepakat untuk terus meningkatkan hubungan yang sifatnya saling menguntungkan dan menghormati.
Kesepakatan itu diambil saat Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bertemu Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam, Kamis 5 Juni malam di Batam.
Seperti diungkapkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat (6/6/2014), pertemuan informal dua kepala negara berlangsung penuh persahabatan.
"Pertemuannya tidak dalam suasana yang betul-betul resmi, formal, melainkan dalam bentuk sambil makan malam bersama," kata Marty. Sebelum 2 pemimpin negara itu bertemu, delegasi 2 negara lebih dulu bersua.
Menurut Marty, tidak ada agenda resmi yang dibahas dalam pertemuan itu. Kedua kepala negara hanya bertukar pandangan tentang perkembangan di kawasan Asia Tenggara.
"Teman-teman tentu mengetahui bahwa kawasan Asia Tenggara, Asia Timur dewasa ini ditandai banyak situasi ketidak pastian dan bahkan bisa dikatakan ketegangan," ujar Marty.
Dia menambahkan, kesimpulan dari pertemuan tersebut yakni negara-negara di kawasan terutama melalui ASEAN, harus terus berperan untuk memajukan peran sentral ASEAN. "Untuk kepemimpinan, ASEAN perlu menunjukkan inisiatif."
Dalam kesempatan itu, Presiden Singapura menyampaikan apresiasi mendalam kepada Presiden SBY atas kontribusinya untuk ASEAN. (Mut)
(Sunariyah)