Liputan6.com, New Delhi - Impian besar menjelajahi angkasa luar tak harus menyebabkan anggaran negara jebol, seperti yang dilakukan India. Perdana Menteri Narendra Modi memuji penghematan program antariksa negaranya yang berhasil mengirim misi ke Mars, lebih murah dari biaya membuat film fiksi sains 'Gravity' yang dibintangi George Clooney dan Sandra Bullock.
Usai menyaksikan peluncuran roket PSLV C23 yang menggendong 5 satelit asing -- milik Prancis, Singapura, Jerman dan Kanada -- menuju orbit, PM Modi mengingatkan kembali sejarah program antariksa India yang dimulai secara sederhana. Pada suatu masa, ketika kerucut roket luar angkasa diangkut dengan sepeda kayuh.
"Semua ini berkat Anda para Ilmuwan. Bahkan program hari ini menjadi yang paling efektif dalam hal pendanaan. Misi ke Mars India bahkan lebih murah daripada pembuatan film Hollywood, Gravity. Para ilmuwan negara ini telah menunjukkan pada dunia paradigma baru terkait teknik dan kekuatan imajinasi," kata PM Modi seperti Liputan6.com kutip dari Indian Express, Rabu (2/7/2014).
Dana yang dikeluarkan untuk membuat film Gravity dilaporkan mencapai US$ 100 juta atau Rp 1,189 triliun, sementara misi India ke Mars mengeluarkan ongkos sebesar 4,5 miliar rupee atau Rp 890 miliar.
Jika pesawat ulang-alik yang diluncurkan pada bulan November 2013 berhasil mencapai Mars, itu akan menjadi misi Asia pertama yang menggapai Planet Merah
Dengan kemampuan menembus langit dengan biaya murah, Modi yakin benar, negaranya masuk ke jajaran 6 negara paling elit dunia, yang merajai angkasa.
"India punya potensi menjadi penyedia peluncuran (satelit) dunia. Kami harus bekerja sama untuk mencapainya," kata dia.
Namun, PM Modi sama sekali tak menyinggung China -- yang sudah berhasil mengirim manusia ke luar Bumi secara mandiri. Di atas kertas, Tiongkok lebih unggul, dengan roketnya yang lebih besar, lebih sering melakukan peluncuran, dan sama-sama punya kemampuan menekan biaya.
Sejauh ini India telah meluncurkan 40 satelit milik 19 negara, banyak di antaranya dari negara-negara maju.
India meluncurkan program ruang angkasanya lima dekade yang lalu dan mengembangkan teknologi roket sendiri setelah negara-negara Barat mengenakan sanksi terkait uji senjata nuklir yang dilakukan Hindustan pada 1974.
Lima tahun lalu, satelit Chandrayaan milik India berhasil menemukan bukti air di Bulan.
Mimpi Menggapai Mars
Pesawat Mars Orbiter Mission (MOM) milik India diluncurkan pada Selasa 5 November 2013 pukul 09.08 waktu setempat atau pukul 16.08 WIB dari pusat kendali antariksa Satish Dhawan.
Badan Antariksa India atau Indian Space Research Organisation (ISRO) mengungkapkan misi tersebut bertujuan untuk mendemonstrasikan kemampuan teknologi India dalam rangka mencapai orbit Mars, sekaligus melakukan sejumlah penelitian. Pesawat luar angkasa itu diperkirakan akan melakukan perjalanan selama 300 hari, menempuh jarak 780 juta kilometer, dan akan mencapai orbit Mars pada akhir 2014.
Karena kegagalan alat peluncurannya yang paling kuat, yang menjadi pilihan pertama untuk mengangkut MOM ke orbit, ISRO tak lagi bisa meluncurkan satelit secara langsung ke luar atmosfer Bumi.
Sebagai alternatif, pesawat akan mengelilingi Bumi dalam orbit elips selama hampir sebulan, membangun kecepatan yang diperlukan untuk menembus daya tarik gravitasi planet manusia.
Jika program ini berhasil, itu berarti Badan Antariksa India menjadi yang keempat di dunia -- setelah AS, Rusia, dan Eropa yang sukses melakukan misi ke Mars.
Sejumlah pengamat berpendapat, MOM -- yang juga populer dengan julukan Mangalyaan -- sebagai lompatan baru India baru dalam perlombaan luar angkasa antar-kekuatan baru di Asia: India, China, Jepang, Korea Selatan.
Di tengah keberhasilan program luar angkasa India, sejumlah kritikus mempertanyakan bagaimana bisa negara dengan salah satu peringkat tertinggi anak-anak menderita malnutrisi mengeluarkan uang jutaan dolar demi meraih ambisi menjelajahi Planet Merah?
Soal ini, Direktur Eksekutif Oxfam India Nisha Agrawal mengatakan, "India memang rumah bagi orang-orang miskin, namun sekaligus negara yang perekonomiannya sedang bangkit. Ini adalah negara dengan pendapatan menengah, anggota G20. Apa yang sulit diterima orang adalah fakta bahwa India memang penuh kemiskinan, namun sekaligus juga menjadi kekuatan global."
"Kami tak hanya satu negara, tapi dua dalam satu. Yang harus dilakukan juga dua hal: berkontribusi pada pengetahuan global dan merawat mereka yang miskin."
Sementara pimpinan Badan Antariksa India ISRO membeberkan alasan peluncuran satelit ke Mars. "Mengapa India harus punya program luar angkasa? Pertanyaan itu sudah diutarakan selama lebih dari 50 tahun lalu. Dan jawabannya dulu, saat ini, dan pada masa yang akan datang tetap sama: untuk menemukan solusi atas masalah-masalah manusia dan masyarakat."
"Revolusi besar telah terjadi selama 50 tahun terakhir di negara ini, berkat sedikit uang yang dimasukkan dalam program luar angkasa."
(Elin Yunita Kristanti)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.