Warga desa berkumpul di bawah pohon tempat ditemukannya korban perkosaan. (BBC)
Liputan6.com, New Delhi - Polisi India mengatakan telah menahan semua tersangka tarkait perkosaan massal dan pembunuhan dua remaja perempuan. Empat tersangka telah ditahan, bersamaan dengan dua polisi yang diduga mengabaikan tugasnya dan terlibat konspirasi kriminal.
Seperti dilansir BBC, Sabtu (31/5/2014), keluarga korban mengatakan, butuh waktu 12 jam bagi polisi untuk merespons laporan anak hilang itu. Ayah salah seorang korban mengatakan kepada BBC, dia ditertawakan polisi ketika meminta mereka mencari anaknya yang hilang.
Bahkan, ketika polisi mengetahui korban berasal dari kasta bawah, mereka menolak mencari. "Menolak untuk mencari anak perempuan saya."
Dua polisi yang tersebut akhirnya dipecat karena menolak mencari dua anak perempuan yang hilang. Dua anak perempuan tersebut ditemukan tergantung di sebuah pohon di negara bagian Uttar Pradesh pada awal pekan ini.
Sementara pemerintah setempat berjanji untuk mempercepat persidangan kasus tersebut. Laporan menyebutkan dua anak remaja itu menjadi korban perkosaan massal.
Anak perempuan yang merupakan saudara sepupu, berusia 14 dan 16 tahun itu hilang di Distrik Badaun pada Selasa 27 Mei malam. Mereka pergi keluar untuk buang air, karena tidak memiliki toilet di rumah.
Jenazah keduanya ditemukan hari berikutnya. Sebuah laporan post-mortem atau pasca-kematian mengkonfirmasi, mereka mengalami kekerasan seksual selama beberapa kali dan meninggal karena digantung. Sementara hasil otopsi sementara 2 korban diduga gantung diri. Namun hal itu akan terus ditelusuri polisi, apakah digantung atau gantung diri.
Sanitasi yang buruk di pedesaan di India, mengancam keamanan dan kesehatan perempuan di negara tersebut, karena mereka seringkali diserang ketika akan pergi ke toilet, terutama pada malam hari.
Kekerasan seksual di India meningkat sejak terjadinya perkosaan massal dan pembunuhan terhadap mahasiswa di bus pada 2012 lalu. (Riz)
(Rochmanuddin) ;