Pages

Selasa, 08 Juli 2014

Sindikasi welcomepage.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal welcomepage 
Make fitness a way of life

Sign up at a 24 Hour Fitness near you for a 7 day free trial. Join a class and find a community!
From our sponsors
Semangat Sayang Negeri Picu TKI Memilih
Jul 8th 2014, 03:07

Semangat Sayang Negeri Picu TKI Memilih Semangat Sayang Negeri Picu TKI Memilih (Foto: ilustrasi Okezone) JAKARTA - Panas terik mentari siang tak menyurutkan ribuan warga negara Indonesia di Singapura beranjak dari barisan antrean untuk menyalurkan hak pilihnya dalam Pemilihan Presiden 2014 di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, Minggu 6 Juli 2014.

Antrean memanjang WNI tersebut tidak hanya di halaman KBRI, tetapi juga hingga ke luar pagar gedung kedutaan. Akibatnya, lalu lintas di ruas Jalan Chatsworth dan Nathan bergerak lamban.

"Inilah kesempatan kami untuk memilih pemimpin negeri kami, sayang kalau dilewatkan " ujar Hasnah (32), seorang WNI yang mengatakan bekerja di kawasan Tanjung Katong. Ia bersama rekannya yang lain datang dengan bus yang khusus membawa mereka ke KBRI.

Pernyataan serupa juga diungkapkan Tatik (29) yang mengatakan bekerja di kawasan Orchard Road dan beberapa warga yang ditemui sedang mengantre untuk dapat masuk ke lokasi tempat pemungutan suara.

"Saya sayang dengan negara saya, dan saya sayang jika hak suara saya terbuang sia-sia. Itu sebabnya saya kemari," ujar Tatik yang menyatakan telah empat tahun bekerja di Singapura.

Seorang warga Indonesia yang telah mendapat ID khusus Singapura, Toni (78), saat ditemui di KBRI usai mencoblos, mengatakan bahwa sepanjang hidupnya ikut pemilu di KBRI baru kali inilah massa datang dalam jumlah banyak.

Pria kelahiran Tanjungpinang pada 1936 ini mengatakan jauh sebelum Singapura merdeka dirinya telah bermukim di negara pulau itu bekerja sebagai nakhoda kapal barang, dan setiap pemilu dia pasti mencoblos di KBRI Singapura.

"Indonesia negara saya. walau saya puluhan tahun tinggal di Singapura, saya punya tanah kelahiran di Indonesia," katanya yang menjelaskan telah 54 tahun bermukim di Singapura.

Itulah sebabnya, lanjut dia, saban pemilu tidak pernah menyia-nyiakan hak suaranya di KBRI untuk memilih calon pemimpin Indonesia.

"Situasi sekarang berbeda dengan dulu. Kita jangan lupa sejarah sebab apa yang terjadi hari ini dengan ramainya pemilih yang datang untuk memilih pemimpin Indonesia ke depan adalah buah dari sejarah masa lalu. Selama saya ikut Pemilu di KBRI baru kali inilah luar biasanya minat orang untuk memilih," ujar ayah tujuh anak dan kakek 20 orang cucu itu.

Membeludaknya WNI untuk mencoblos diakui pemantau dari Migrant Care Singapura, Musliha, yang menilai para WNI yang sebagian besarnya tenaga kerja Indonesia (TKI) itu tidak menyia-nyiakan suara mereka.

"Para TKI ini sangat antusias untuk mencoblos. Mereka menginginkan terjadi perubahan di Indonesia. Ada sesuatu yang membawa mereka untuk salurkan hak pilih, bahkan saya juga dapat info para ABK (anak buah kapal) juga ikut hadir memilih di sini," kata Musliha.

Menurut dia, banyak dari para TKI tidak dapat undangan atau tidak terdaftar di daftar pemilih tetap, namun mereka dapat memilih berbekalkan paspor.

"Kemudahan menyalurkan suara juga yang mendorong mereka datang. Yang jelas ada keinginan terjadinya perubahan di Indonesia, itu yang mendorong mereka," katanya.

Ia juga memuji persiapan pelaksanaan pilpres di Singapura yang berjalan lancar dan tertib walaupun antrean warga sangat panjang dan di bawah terik matahari.

"Antisipasi dan cepat tanggap dari pihak kedubes sangat baik, karena warga yang datang untuk mencoblos dalam waktu bersamaan sangat ramai," katanya.

Sebanyak 22.000 pemilih masyarakat telah mengantre sejak pukul 06.00 waktu setempat meski pintu gerbang KBRI Singapura baru dibuka pukul 08.00 waktu setempat.

Sejak dimulainya pemungutan suara pada pukul 08.00 hingga ditutupnya tempat pemungutan suara (TPS) pada pukul 18.00, tercatat sebanyak 22.266 pemilih yang memilih langsung di KBRI. Sedangkan surat suara yang diterima melalui pos sampai saat ini sekira 12.000 dari 17.094 pemilih yang menyatakan akan mengirimkan melalui pos.

Namun demikian, jumlah surat suara melalui pos diperkirakan masih akan terus bertambah, mengingat hingga saat ini surat suara tersebut masih berdatangan dan batas akhir penerimaan melalui pos adalah 7 Juli 2014 (cap pos).

Para pemilih yang datang ke KBRI langsung diregistrasi melalui barcode reader dan diarahkan ke salah satu TPS. PPLN Singapura menyediakan 36 TPS. Masing-masing TPS terdiri dari empat bilik suara, sehingga total terdapat 144 bilik suara.

"Sangat ramai warga yang datang. Antusias mereka luar biasa. Sangat jauh tinggi angka kedatangan WNI untuk dibandingkan pileg lalu. Meningkat partisipasi masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan, meningkatnya angka partisipasi warga untuk memilih capres disebabkan juga adanya kemudahan jika nama yang bersangkutan tidak terdaftar di daftar pemilih tetap dan tidak mendapatkan undangan dapat mempergunakan hak pilihnya dengan paspor.

Selain itu, lanjut dia, karena pemilihan dilaksanakan pada hari libur maka banyak warga yang berkesempatan datang ke KBRI sebagai satu-satunya tempat pemungutan suara.

Menurut dia, ada 200.000 jiwa WNI di Singapura dan yang memiliki hak pilih sebanyak 108.000 orang.

"Dalam pileg kemarin yang memilih melalui pos sebanyak 10.000 orang dan yang datang ke KBRI 13.000 orang total 23.000 yang berpartisipasi dalam pileg. Namun, hari ini hingga siang menjelang sore warga masih berdatangan saya memperkirakan lebih 50 persen partisipasi masyarakat," katanya.

Pelaksanaan pilpres di Singapura dipantau langsung oleh Komisioner KPU Ferry Kurniansyah yang menilai jalannya proses pemungutan suara di KBRI Singapura berlangsung cukup baik, yang ditandai dengan antusiasme para pemilih yang hadir, pengaturan alur lalu lintas pemilih di 36 TPS yang terkelola dengan baik dan kesiapan teknis, logistik serta sumber daya manusia yang memadai.

Secara khusus Ferry juga mengapresiasi penggunaan barcode dalam proses registrasi, sehingga para pemilih hanya memerlukan waktu yang relatif singkat.

"Penggunaan barcode ini terbukti sangat membantu dan sangat efisien," ujarnya.

Sedangkan menurut Ketua PPLN Singapura, Mirza Nurhidayat, PPLN Singapura bekerja dengan fokus tidak hanya pada kelancaran penyelenggaraan pilpres, namun juga kenyamanan para pemilih. Pada pilpres tersebut PPLN Singapura kembali menerapkan penggunaan barcode untuk mempercepat proses registrasi dan menjamin keamanan data.

Mirza mengungkapkan, surat suara akan disimpan di ruang arsip khusus KBRI Singapura yang dilengkapi dengan kamera CCTV dan dijaga tim polisi Mantap Brata yang didatangkan dari Mabes Polri.

Adapun surat suara yang masuk melalui pos akan dihitung pada 12 Juli 2014. Dengan demikian jumlah total surat suara baik yang datang langsung ke KBRI maupun melalui pos baru dapat diketahui setelah 14 Juli 2014. (ant//crl)

Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions