Created on Tuesday, 27 August 2013 15:58 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berimbas kepada industri properti Tanah Air. "Dengan melemahnya rupiah, harga salah satu bahan baku kita yakni mechanical electrical akan meningkat sekitar 30-40%. Dengan begitu, akan berdampak pada harga properti," kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Notopradono, di Jakarta, Selasa (27/8).
Archied memperkirakan, harga properti dapat meningkat sekitar 8%.
Kondisi tersebut, menurutnya, juga berdampak pada meningkatnya beban biaya produksi Intiland. Saat ini Intiland sedang menghitung dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah itu. "Kita lagi berhitung, beban biaya kita pasti naik. Efeknya, marjin kita tentu akan tergerus," tuturnya.
Meski begitu, pelemahan rupiah tidak akan sampai menunda proyek-proyek Intiland yang tengah berjalan. Hal itu karena respon masyarakat masih positif terhadap industri properti tanah air.
"Belanja modal (capex) perseroan pada semester I sudah terealisasi sebesar Rp 750 miliar, untuk tahun ini 'capex' dianggarkan Rp 1,4 trilyun. Sehingga ke depan perseroan masih dapat terus menambah proyek," katanya.
Di semester dua tahun ini, Intiland akan terus memacu penjualan di bidang landed houses dan High Rise Building untuk menjaga pertumbuhan yang ditetapkan. Sekitar 80% dari penjualan untuk periode Juli hingga Desember 2013 akan dihasilkan dari dua segmen tersebut.
Adapun 20% sisanya akan ditopang dari penjualan kawasan industri dan pendapatan berulang yang bersumber dari hotel.
Proyek-proyek yang sedang berjalan saat ini adalah Park Avenue, South Quarter, Praxis, Kebon Melati, dan kawasan industri Ngoro. Melalui penjualan ini, Intland menargetkan dapat meraup sisa marketing sales yang mencapai Rp 700 miliar. (*/DKu)
Berita Lainnya :