Padi ini mengalami rekayasa sehingga bisa menghasilkan beta karoten.
Padi transgenik yang tengah dikembangkan para ahli di Filipina dirusak oleh petani setempat.
Tanaman pangan yang diberi nama Padi Emas ini ditanam di lima petak di Bicol dan rencananya akan segera diserahkan kepada pemerintah untuk dievaluasi.
Petak-petak tersebut dipagari dan dijaga namun para petani -yang diperkirakan berjumlah 400 orang- berhasil masuk, mencabut, dan merusak tanaman ini.
Para petani tergabung dalam kelompok Sikwal-Gmo yang menyatakan bahwa teknologi transgenik bukan solusi untuk mengatasi kekurangan gizi di Filipina.
Mereka juga mengatakan padi transgenik membahayakan kesehatan manusia dan mengancam keanekaragaman hayati.
Padi Emas ini dikembangkan tim ilmuwan di Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) untuk mengatasi kekuarangan vitamin A, yang diderita jutaan anak di negara-negara berkembang.
"Kami masih punya beberapa petak lain. Kami tetap akan meneruskan penelitian Padi Emas ini dalam upaya untuk meningkatkan gizi kita."
Menurut organisasi Helen Keller International, sekitar 670.000 anak meninggal dunia karena kekurangan vitamin A sementara 350.000 lainnya menderita kebutaan.
Padi Emas direkayasa secara genetis agar bisa menghasilkan beta karoten, yang apabila dikonsumsi bisa menjadi vitamin A.
Para peneliti mengatakan satu gelas Padi Emas setara dengan setengah kebutuhan vitamin A orang dewasa.
Dr Bruce Tolentino, peneliti di IRRI mengatakan serangan para petani bukan akhir segalanya.
"Kami masih punya beberapa petak lain. Kami tetap akan meneruskan penelitian Padi Emas ini dalam upaya untuk meningkatkan gizi kita," kata Dr Tolentino.
