Wabah bubonik pernah membunuh sepertiga populasi Eropa di abad ke-14.
Seorang remaja pria berusia 15 tahun di Kyrgistan meninggal dunia akibat wabah bubonik (pes), kasus pertama di negara itu dalam 30 tahun terakhir.
Remaja itu diduga digigit oleh seekor kutu yang terinfeksi.
Wabah bubonik yang juga dikenal dengan istilah Maut Hitam, berasal dari bakteri Uersinia pestis dan disebarkan lalat dengan bantuan hewan seperti tikus.
Disebut Maut Hitam karena gejala khas dari penyakit ini, yang disebut acral necrosis, adalah kulit penderita menjadi hitam karena pendarahan subdermal.
Wabah ini pertama kali melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14 (1347 – 1351) dan membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa.
Otoritas setempat kini meminta warga untuk tenang atas isu epidemik dan telah mengkarantina lebih dari 100 orang.
Remaja yang meninggal diketahui sebagai seorang penggembala bernama Temir Issakunov, berasal dari Issik-Kul, sebuah desa di pegunungan di kawasan timur laut dekat perbatasan Kazakhstan.
"Kami menduga dia terinfeksi akibat gigitan seekor kutu," kata pejabat kementerian kesehatan Tolo Isakov.
Dia mengatakan telah mengirimkan tim ke lokasi untuk membasmi hewan pengerat, sebagai inang kutu yang bisa membawa bakteri mematikan ini.
Remaja itu meninggal pekan lalu, tetapi dokter baru mendiagnosa penyebabnya sekarang. Dan untuk pencegahan penularan, lebih dari 2.000 orang kini diperiksa terkait wabah bubonik di kawasan Issik-Kul.
Posko penjagaan didirikan dan ada pembatasan bepergian bagi warga dan hewan ternak di kawasan ini.
Selain kebijakan karantina, dokter juga membagikan antibiotik kepada warga.
Menurut badan kesehatan dunia WHO, wabah bubonik terakhir kali berlangsung di Peru pada tahun 2010, saat 12 orang dinyatakan terinfeksi.