Pages

Rabu, 22 Mei 2013

KOMPAS.com
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Pengusaha Hiburan Usul Polisi Razia Diam-diam
May 21st 2013, 23:23

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Perhimpunan Pengusaha Rekreasi dan Hiburan Umum Indonesia, Adrian Maulite mengusulkan kepada pihak kepolisian agar pelaksanaan razia ke lokasi hiburan dilakukan tidak secara terbuka. Beberapa alasan yang disampaikan sebagai dasar permintaan itu.

Adrian mengatakan bila razia digelar secara terbuka, langkah tersebut dinilai kurang menguntungkan lantaran membuat tamu tidak nyaman. Sementara bila operasi dilakukan diam-diam, menurut dia selain membuat tamu tetap nyaman, kepolisian juga dapat fokus pada sasaran yang menjadi target operasi.

"Ini sekadar usul," kata Adrian, saat memberikan pidatonya dalam acara silaturahmi pengusaha hiburan dengan Polda Metro Jaya dalam Harkamtibmas, di BPMJ Polda Metro Jaya, Selasa (21/5/2013) petang. Dalam pandangannya, operasi tertutup tidak akan merugikan pengusaha, tamu, dan kepolisian sendiri.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Putut Eko Bayuseno mengatakan dia sepakat dengan apa yang disampaikan pengusaha hiburan. Menurut dia, operasi semacam itu juga harus didukung informasi yang akurat. "Saya sangat setuju kegiatan (operasi) itu dilakukan dengan cara silent. Dengan peribahasa, kalau mau nangkap ikan jangan sampai keruh airnya. Tentu kalau melaksanakan kegiatan ini informasinya harus akurat," ujar Putut.

Misalnya, tutur Putut, razia harus sudah punya sasaran operasi, termasuk detil informasi target seperti baju yang dipakai, "barang" yang digunakan, dan sebagainya. Anggota kepolisian yang berpakaian preman bisa membidik sasarannya. Ia pun meminta pengusaha hiburan tiap wilayah berkordinasi dengan Kapolres dan juga pejabat Polda lain yang terkait.

"Kami sudah koordinasi dengan pengusaha tempat hiburan untuk terus memberi info yang tepat tentang narkoba, di tempat hiburan. Sehingga saat menangkap itu kami fokus. Tidak semua diperiksa terus malah buat mereka takut," ujar Putut. Kapolda mengatakan, lokasi hiburan menjadi penting untuk dilakukan pengawasan. Pertama, ia mengatakan pada contoh kasus bom bali, lokasi hiburan menjadi sasaran terorisme. Bahaya teroris juga menurutnya merugikan sektor pariwisata seperti batalnya kedatangan tim Manchester United dalam kasus teror bom.

Salain itu, berdasarkan pengungkapan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, lokasi hiburan kerap digunakan untuk aktivitas narkoba. "Ya, tadi kata Wadirnarkoba, ada di tempat hiburan yang dilakukan penangkapan di sana. Kita harus peduli terhadap bahaya narkoba ini," ujar Putut.

Jelang bulan suci Ramadhan, Polda Metro Jaya mengimbau pengusaha hiburan menaati peraturan yang ada. Selain itu, dia meminta ormas tidak melakukan sweeping selama bulan suci. Pengelolaan dan koordinasi yang baik menurutnya bisa mencegah potensi kerawanan yang dapat muncul dari keramaian di lokasi hiburan.

Editor :

Palupi Annisa Auliani

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions