JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan Pemerintah akan menelusuri penyebab runtuhnya terowongan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia. Kecelakaan kerja yang terjadi pada 14 Mei 2013 ini menewaskan 28 pekerja PT Freeport Indonesia. Muhaimin berjanji bila ditemukam keteledoran perusahaan dalam kecelakaan tersebut, pertanggungjawaban akan diminta.
"Intinya kami menyesalkan Freeport, apakah ini kecelakaan karena faktor alam atau apakah ada keteledoran kami usut tuntas. Kalau itu terjadi ada pelanggaran, maka setiap pelanggaran peraturan harus dimintai pertanggungjawaban," ujar Muhaimin di Kompleks Parlemen, Selasa (21/5/2013).
Muhaimin juga menyinggung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menginstruksikan Kememnterian ESDM melakukan investigasi terhadap peristiwa itu. Kemenakertrans, kata dia, akan membantu melakukan supervisi dalam proses investigasi ini.
Proses investigasi, lanjut Muhaimin, baru akan dilakukan setelah proses evakuasi selesai. "Investigasi bisa kami lakukan kalau korban sudah clear bersih. Baru kami investigasi. Kalau kami sekarang konsentrasi penyelematan," kata Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ini.
Menurut Muhaimin, persitiwa di lokasi tambang Freeport ini merupakan peristiwa yang sangat mengerikan sehingga harus diusut tuntas. "Itu musibah paling mengerikan itu, ambruk itu. Bukan dalam terowongan tertutup tapi ambruk. Jadi akan dilakukan investigasi secara detail dengan tim ahli di kementerian ESDM dan kami supervisi bersama," ujarnya.
Seperti diberitakan, longsor terjadi di area fasilitas pelatihan PT Freeport Indonesia di Distrik Tembagapura, Timika, Papua. Sebanyak 38 orang sudah dievakuasi dari reruntuhan terowongan Big Gossan, denga 10 orang selamat dan 28 orang meninggal. Menteri ESDM Jero Wacik menyatakan akan segera memanggil Direktur Utama PT Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto untuk meminta penjelasan terkait kecelakaan ini.
Editor :
Palupi Annisa Auliani