Pages

Senin, 26 Agustus 2013

Sindikasi welcomepage.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal welcomepage // via fulltextrssfeed.com 
Want new traffic sources?

Download a copy of our complimentary eBook today, and read about sources that most marketers are not aware of.
From our sponsors
Harga Bahan Baku Melonjak, Perajin Batik Tulis Menjerit
Aug 26th 2013, 15:02

TEGAL - Perajin batik tulis di Kota Tegal, Jawa Tengah, mengeluhkan melambungnya harga bahan baku. Mereka mengaku kesulitan memasarkan batik dengan harga lebih tinggi untuk menyesuaikan harga bahan baku.

Harga bahan baku kain mori saat ini Rp40 ribu per potong yang berukuran panjang dua meter. Padahal, harga kain mori semula Rp33 ribu-Rp35 ribu per potong. Selain itu, bahan baku malam yang semula Rp21 ribu-Rp22 ribu per kilogram, kini harganya mencapai Rp24 ribu-Rp25 ribu per kilogram.

Tidak hanya itu, harga bahan baku pewarna saat ini Rp9.000 untuk setiap seperempat ons. Harga itu naik Rp3 ribu dari harga sebelumnya.

Salah satu perajin batik tulis di Kelurahan Kalinyamat Wetan, Kecamatan Tegal Selatan, Suharti (45), mengatakan, harga batik saat ini Rp150 ribu per lembar kain. Harga itu merupakan harga saat bahan baku belum naik. Jika disesuaikan dengan kenaikan bahan baku, harga batik mestinya Rp170 ribu per lembar.

"Kalau harganya tetap Rp170 ribu banyak pelanggan yang tidak mau. Pelanggan tetap mau membeli dengan harga Rp150 ribu per lembar," kata Suharti, di Kota Tegal.

Dengan harga itu, perajin hanya mendapatkan keuntungan yang tipis. "Mau bagaimana lagi. Lebih baik bertahan seperti itu daripada tidak laku," ujarnya pasrah.

Kenaikan harga berdampak pada berkurangnya pembeli. Dulu sebelum adanya kenaikan, setiap pekan lebih dari tiga orang memesan batik tulis, dengan pemesanan rata-rata tiga lembar kain batik. "Sekarang, rata-rata setiap pekan hanya dua sampai tiga orang saja," ujarnya.

Hal sama dikeluhkan Nining Supartin (51), perajin batik dari Randugunting sekaligus pemilik gerai batik Maudy Collection. Menurutnya, sebelum Lebaran harga bahan baku naik sekira 5-10 persen

Malam yang biasanya dibeli seharga Rp14 ribu per kilogram naik menjadi Rp15 ribu per kilogram. Sedangkan yang kualitasnya lebih bagus naik dari Rp26 ribu per kilogram menjadi Rp30 ribu per kilogram. Sementara pewarna Igosol yang tadinya Rp240 ribu per kilogram sekarang menjadi Rp280 ribu per kilogram.

"Untuk mori yang tadinya Rp12.500 per yard (90 sentimeter) sekarang naik menjadi Rp13.500 per kilogram," sebutnya.

Nining mengakui, kenaikan harga bahan baku mengakibatkan biaya produksi bertambah, sehingga dia terpaksa menaikkan harga jual kain batik tulis maupun cap, yakni 5-10 persen dari harga biasa.

Untuk menghemat biaya produksi, dia tidak mempekerjakan pekerja borongan, yang biasanya dipekerjakan membuat batik kombinasi cap dan tulis.

"Saat ini hanya karyawan tetap atau harian yang dipekerjakan, jumlahnya ada enam orang. Pekerja borongan sementara disetop dulu, sembari menunggu harga bahan baku stabil. Mereka akan kembali bekerja setelah ada pesanan," jelasnya.

Nining menyebutkan, saat ini dia berusaha mengoptimalkan bahan-bahan yang masih ada untuk berproduksi. Usai Lebaran, penjualan kain batik di gerainya justru meningkat. Banyak warga Kota Tegal yang akan kembali ke luar kota membeli kain batik untuk oleh-oleh. "Alhamdulillah omzet naik 50 persen dari hari biasa," tuturnya.
 

Berita Selengkapnya Klik di Sini

(Akrom Hazami/Koran SI/tbn)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions