Pesawat tanpa awal sering dipakai untuk menyerang kelompok militan, tetapi serangan juga sering menimpa warga sipil.
Setidaknya 14 terduga militan al-Qaida dibunuh di Yaman dengan tiga serangan pewasat tanpa awak yang diduga dilakukan oleh Amerika Serikat, demikian menurut pejabat setempat.
Jumlah serangan pesawat tanpa awak di Yaman semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Serangan terbaru terjadi satu hari setelah otoritas Yaman mengatakan mereka sudah menggagalkan rencana al-Qaida menyerang jaringan pipa minyak dan pelabuhan.
Yaman dianggap sebagai cabang al-Qaida yang terkuat dan dianggap sebagai paling berbahaya oleh Washington.
Dalam serangan terbaru pada Kamis (08/08) malam, pejabat Yaman mengatakan kepada BBC Arabic bahwa pesawat tanpa awak membidik kelompok yang diduga militan, dan membunuh empat diantara mereka di Wadi al-Jadd di bagian selatan provinsi Hadramout.
Warga AS sudah diminta meninggalkan Yaman pada 6 Agustus kemarin.
Dua serangan lainnya pada hari itu terjadi di provinsi Marib dan Hadramout, membunuh 10 terduga militan, demikian menurut otoritas keamanan.
Pada Rabu (07/08) kemarin, tujuh orang lainnya meninggal juga akibat serangan pesawat tanpa awak.
Walau Amerika Serikat telah mengakui mereka membidik militan di Yaman dengan pesawat tanpa awak, Amerika tidak berkomentar secara terbuka soal kebijakan atau peristiwa penyerangan itu.
Sekitar 30 tersangka militan tewas dalam serangkaian serangan seperti di Yaman sejak 28 Juli, kantor berita melaporkan.
Awal pekan ini pasukan keamanan Yaman ditempatkan Klik dalam siaga tinggi di tengah kekhawatiran serangan al-Qaeda sehingga memaksa Klik kedutaan besar negara barat untuk ditutup.
Baik AS dan Klik Inggris menarik staf diplomatik dan mendesak warga negaranya untuk meninggalkan negara itu.