JAKARTA - Pakar Masalah Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Farida Hayati B, mengatakan, seandainya ada program yang sistematis dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maka persoalan pengemis dan anak jalanan bisa segera diselesaikan. Eksistensi pengemis di ibu kota justru dinilai memalukan.
"Sebetulnya harus ada program yang sistemis. Jadi perhatiannya enggak cuma ke anak jalanan atau pengemis tapi juga ke masyarakat. Jadi bukan cuma satu sisi yang diawasi. Saya rasa Jokowi dan Ahok sudah merintis ke sistem kerja yang disiplin dan bertanggung jawab. Itu sudah permulaan yang bagus," kata Farida saat dihubungi Okezone, di Jakarta, Senin (15/7/2013) malam.
Farida pun mengungkapkan langkah Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama untuk tidak memberikan uang pada para pengemis di jalanan bisa mengangkat harkat dan derajat bangsa Indonesia.
"Memang langkah ini harus terus disosialisasikan. Kalau dibandingkan di negara luar, negara kita malu-maluin, kok dijalanan banyak peminta-pemintanya. Mereka ada sih, tapi tertib mereka. Kalau kita cara mengemis sudah membudaya," jelas Farida.
Lebih lanjut, Farida mengungkapkan kebijakan larangan pemberian uang kepada para pengemis adalah untuk kebaikan masyarakat sendiri. "Mereka-mereka yang mempunyai tugas di pemerintahan pasti berpikir untuk masyarakat. Jadi, kebijakan itu sudah dipikirkan dengan matang untuk masyarakatnya," terangnya.
Farida juga mengakui keberadaan pengemis dan anak jalanan mengganggu lalu lintas. Koordinasi antar lembaga pemerintah, lanjut Farida, perlu dilakukan untuk menangani orang-orang ini
"Dinas sosial seharusnya bisa mengurus dan menyekolahkan mereka agar merasa diperhatikan oleh pemerintah. Mereka jangan keenakan di jalan. Memang butuh waktu lama untu merubah kebiasaan dan membina mereka. Enggak bisa instant," pungkasnya.
(put)