BEKASI - Tidak hanya merazia gelandangan dan pengemis (gepeng), Satpol PP Kota Bekasi menertibkan sejumlah panti pijit yang masih membuka praktek di bulan Ramadan.
"Selain razia gepeng kami juga melakukan pengecekan dibeberapa tempat panti pijit plus-plus dan didapati empat tempat masih membandel dari maklumat yang sudah dikeluarkan Walikota," kata Kepala Satpol PP Kota Bekasi, Yayan Yuliana, Kamis (24/07) malam tadi.
Empat tempat panti pijit yang masih membuka praktek itu, berada di wilayah Poncol, Jalan Sudirman, Jalan Kartini dan di depan kantor PLN Kota Bekasi.
"Dari tempat itu kita jaring tiga pekerja seks dan lima pria hidung belang yang sedang menikmati terapis lebih dari pada memijit," tuturnya.
Dia menegaskan, akan ada sanksi bagi pelanggar khususnya pemilik panti pijat bandel dan tidak bisa menghargai maklumat yang sudah dikeluarkan Wali Kota Bekasi untuk bisa menghargai bulan Ramadan.
"Sanksi tegas akan kami berikan kepada pemilik panti pijatnya. Dan untuk pelanggan yang kita amankan juga akan kami berikan sanksi," ujarnya.
Dia menambahkan, panti pijit semacam ini disinyalir tidak hanya juga terdapat praktek esek-esek yang dinikmati pelanggannya.
Sementara, dari razia yang telah dilakukan hingga malam tadi, berhasil dijaring adalah 32 orang gepeng diantaranya tujuh orang anak di bawah umur. " Rinciannya 17 kita amankan tadi sore dan 15 lainnya pada malam hari," tambah Yayan.
Diakuinya, Kota Bekasi sebelum bulan Ramadan angka gepeng tidak sebanyak ini. "Angka gepeng terus bertambah jelang lebaran dan inilah dasar dari razia yang kita jalankan guna mengantisipasi menjamurnya gepeng di Kota Bekasi," ujarnya.
Dari empat kali razia selama bulan suci Ramadan ini, sambung dia, banyak sekali wajah gepeng baru yang diamankan pihaknya dan setelah ditanya mereka merupakan warga pendatang. "Rata-rata gepeng yang kita amankan adalah warga pendatang," jelasnya.
Para gepeng yang tertangkap ini akan didata dan dibina untuk selanjutnya akan dikirim ke Dinsos Bulak Kapal, Bekasi Timur.
(cns) 
