JAKARTA - Setelah sukses melakukan lelang jabatan camat dan lurah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengadakan seleksi yang sama untuk posisi kepala sekolah (Kepsek).
"Guru kan begitu banyak, kamu tahu enggak guru mana yang pantas jadi kepala sekolah? Kan hanya usulan-usulan mereka. Kita enggak tahu mereka pinter mengajar, pinter jadi Kepsek atau pinter melobi. Nah, kalau ada tes itu langsung kita tahu nih potensi yang layak jadi Kepsek berapa," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta, Jumat (12/7/2013)
Menurutnya, serangkaian test di seleksi terbuka Kepsek ini, bisa dilihat berapa jumlah orang yang berpotensi menjadi guru atau tidak pantas menjadi pengajar.
"Ketahuan kan? Nah, kalau dia pantes jadi guru berarti dia enggak bodoh kan? Nanti ketahuan, misalnya banyak guru yang ternyata tidak pantas jadi guru, dia lebih cocok jadi camat gitu," jelasnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini yakin jika seleksi terbuka Kepsek tidak akan bertentangan dengan peraturan menteri atau peraturan lainnya.
"Test seleksi terbuka hanya mau potensi kamu kok. Kita saja mau jadi masuk sekolah dan jadi Wagub harus tes, psikotest berjam-jam. Boleh kan kita mau tahu? Jadi yang menentukan test, tetap Baperjakat, wali kota tetap dilibatkan, semua dilibatkan dan tidak melanggar peraturan," imbuhnnya.
Lebih lanjut, Ahok menambahkan, jika lelang Kepsek berhasil, selanjutnya seleksi akan dilakukan kepada kepala dinas (Kadis).
"Apa konsep-konsepnya? Kepala dinas mungkin akan kita lelang, tapi kita pilih beberapa. Wah mungkin banyak tuh yang mau jadi Kadis. Pasti seru kan? Nah ini mesti kita tes dulu, kita punya data, baru tahun depan kita putusin lagi," tutupnya.
(cns)