John Kerry bertemu dengan Sergei Lavrov di Forum Wilayah ASEAN di Brunei.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, menegaskan negaranya bersama Rusia tetap berkomitmen untuk menggelar konferensi damai internasional tentang Suriah.
Dia mengungkapkan hal tersebut setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Klik Rusia Sergei Lavrov, dalam pertemuan Forum Wilayah ASEAN di Brunei, Selasa 2 Juli.
"Kami sepakat bahwa kami berdua serius, lebih dari serius, dan berkomitmen terhadap proses Jenewa," kata Kerry kepada para wartawan.
"Kami sudah memperkecil beberapa pilihan," tambahnya.
Kedua pemerintahan juga sepakat agar konferensi sebaiknya dilakukan secepat mungkin namun tidak akan digelar sebelum Agustus di Jenewa, Swiss.
"Ada kebutuhan mendesak untuk mengakhiri kekerasan. Terlalu banyak jiwa yang sudah hilang dan konflik menciptakan krisis besar yang menyayat hati."
Klik Amerika Serikat dan Rusia selama beberapa waktu belakangan berupaya mengatur pertemuan antara perwakilan pemerintah Klik Suriah dan oposisi, namun masih terhadang masalah, antara lain siapa perwakilan yang hadir dan hal-hal yang akan dibahas.
Sekjen PBB, Ban Ki-moon menegaskan Senin (02/07) akan pentingnya konferensi digelar secepat mungkin.
"Ada kebutuhan mendesak untuk mengakhiri kekerasan. Terlalu banyak jiwa yang sudah hilang dan konflik menciptakan krisis besar yang menyayat hati," tutur Ban Ki-moon.
Ban menambahkan prakarsa AS-Rusia menawarkan 'peluang terbaik untuk penyelesaian akhir' dan mendesak komunitas internasional agar berkomitmen penuh.
PBB memperkirakan 93.000 orang tewas Klik dan 1,5 juta orang mengungsi dari rumahnya sejak perlawanan atas Presiden Bashar al-Assad pecah Maret 2011.
"Rakyat Suriah membutuhkan perdamaian dan harapan. Tapi semua yang mereka lihat sekarang adalah kematian. Semua yang mereka dengar adalah pertemuan dan pertemuan," tutur Ban.
Sementara itu negara-negara Teluk juga sudah menyerukan pertemuan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mencegah yang mereka sebut sebagai ancaman pembunuhan massal seperti yang terjadi di kota Homs.
Mereka khususnya khawatir dengan laporan-laporan yang menyebutkan anggota kelompok militan Hisbullah dari Lebanon kembali berperang membantu pasukan pemerintah Suriah, yang hari Sabtu pekan lalu melancarkan serangan besar atas posisi pemberontak di Homs.