Pages

Minggu, 23 Juni 2013

Sindikasi welcomepage.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal welcomepage // via fulltextrssfeed.com
Psttt...Jangan Mengobrol di Kelas!
Jun 23rd 2013, 07:58

FERA termasuk anak yang superaktif di kelas. Dia lebih suka mengobrol, bahkan bercanda dengan teman-temannya daripada duduk diam. Ada saja topik yang dibahasnya, baik cerita di rumah maupun di sekolah. Dia juga sulit diberitahu. Mengapa Fera tidak bisa diam, seakan-akan tidak ada lelahnya?

 
Mengobrol di dalam kelas dapat mengganggu murid lain, sehingga anak perlu dikontrol dan diarahkan agar tidak terjadi terus-menerus dan menjadi kebiasaan. Sebagai orangtua, bila diinformasikan oleh sekolah bahwa si anak suka mengobrol, sebaiknya moms menegur dan memberi pemahaman pada anak mengapa tidak diperbolehkan mengobrol di kelas. Mengapa perlu mendengarkan orang lain dan betapa hal tersebut dapat mengganggu orang lain.
 
Berikut ini penjelasan Clara Moningka, S.Psi, M.Si, Kepala Program Studi Psikologi, Universitas Bunda Mulia Jakarta, sebagaimana dilansir Mom & Kiddie.  
 
3 Penyebab anak senang mengobrol
 
Bosan. Anak mengobrol bisa karena bosan, misalnya penjelasan guru dengan intonasi monoton, kurang kreatif, atau searah. Tidak menanyakan pendapat anak atau meminta mereka menjelaskan kembali.
 
Melakukan sosialisasi. Dengan mengobrol, anak usia sekolah dasar sedang melakukan sosialisasi dengan teman sebayanya. Pada usia sekolah awal, teman adalah tempat mereka berbagi pandangan terhadap suatu objek. Lewat mengobrol, mereka mendapatkan informasi lain.

Pada tahap tersebut, mengobrol masih dikategorikan wajar. Mereka merasa apa yang diobrolkan dengan teman akan lebih menarik ketimbang pelajaran, karena berasal dari sudut pandang mereka. Misalnya ketika mereka mengobrol tentang singa, teman-teman mereka memberikan perspektif tentang singa lebih banyak dan menarik dibandingkan guru. Misalnya dihubungkan dengan film atau dihubungkan dengan kebun binatang, dll.

Oleh karena itu, guru perlu menyelami dunia anak, seperti tahu film anak-anak, tokoh atau karakter dalam film, supaya bisa lebih memahami dunia mereka.
 
Kurang perhatian. Kurang perhatian di rumah, atau tidak bisa mengobrol di rumah. Bisa karena orangtua bekerja, sehingga ketika bertemu dengan teman membuat mereka senang mengobrol.
 
Di rumah, sediakan waktu moms and dads untuk mengobrol dengan anak, sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi sekaligus mempererat hubungan orangtua dengan anak. Untuk membantu anak membentuk sikap dan mencapai hasil yang optimal, perlu sinergi antara orangtua dengan guru.
 
Perlu diingat bahwa tanggung jawab mendidik bukan terletak kepada guru saja, tetapi orangtua juga.
Kuncinya adalah memberitahu anak aturan komunikasi, yaitu ada saatnya dia boleh melontarkan pendapat, ada saatnya pula dia harus menjadi pendengar, menyimak apa saja yang diutarakan orang lain (termasuk guru). Jadi, anak belajar kapan dan bagaimana menjadi pembicara dan pendengar yang baik.
 
Perluas pergaulan anak
 
Pada dasarnya anak yang senang mengobrol berarti suka bergaul dan berelasi dengan orang lain. Perilaku ini merupakan salah satu cara bersosialisasi. Orangtua perlu memfasilitasi kebutuhan sosialisasi anak dengan melibatkan anak dalam kegiatan yang memberinya kesempatan untuk berelasi, misalnya lewat beragam pilihan kursus atau les, mengundang teman atau saudara ke rumah agar anak dapat mengobrol sepuasnya.
(tty)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions