POLHUKAM
Jum'at, 07 Juni 2013 06:00 wib
Tegar Arief Fadly - Okezone
ilustrasi dok. okezone
JAKARTA - Kunjungan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta ke Pasuruan, Jawa Timur beberapa hari lalu sempat mendapat penolakan. Tak diterimanya pengganti Luthfi Hasan Ishaaq tersebut diduga merupakan salah satu cara yang digunakan pihak-pihak tertentu untuk menghancurkan partai berlambang bulan sabit kembar.
"Ada pihak khawatir dengan konsistensi PKS, maka ini yang dilakukan, menggunakan segala cara untuk menghancurkan citra kami," kata Ketua DPP PKS Indra saat berbincang dengan Okezone di Jakarta, Kamis (6/6/2013).
Namun, diakui Indra tak terlihat adanya upaya politis yang terkandung dalam penolakan tersebut. Dia juga menyangkal anggapan banyak pihak bahwa citra PKS mulai menurun seiring dengan keterlibatan Luthfi Hasan Ishaaq dalam kasus suap impor daging sapi.
"Enggak, bukan itu (kasus daging Sapi). ini lebih karena ketidaksiapan mereka, pihak-pihak tertentu dan sikap masif PKS yang mulai melakukan pendekatan, road show dengan program-program kemana-mana. Ini hanya simbol kegalauan," tandasnya.
Sebelumnya, road show Anis Matta ke Jawa Timur tak berlangsung mulus. Kunjungan Anis ke Pondok Pesantren Keramat, Kecamatan Keraton, Pasuruan, Jawa Timur, mendapat penolakan dari santri.
Secara spontan, santri mengusung dua papan di tengah acara pertemuan Anis Matta dengan ulama dan tokoh masyarakat se-Kabupaten Pasuruan.
Papan pertama bertuliskan "Pondok Keramat Anti-PKS" dipasang di gerbang pintu masuk pondok tersebut. Sedangkan papan lainnya bertuliskan "pondok tak ikut PKS diusung di halaman pondok". Beragam pendapat muncul atas aksi itu.
Beberapa santri menyebut jika aksi anti PKS itu atas perintah dari pengasuh dan keluarga pondok pesantren. Namun, juga tersiar kabar jika aksi itu tanpa restu dari pengasuh pondok setempat.
Meski ditolak, tak menyurutkan Anis untuk melanjutkan pertemuan. Dalam kesempatan itu, Anis meminta dukungan ke masyarakat agar PKS menang dalam Pemilu 2014.
Sebelum ke Pondok Keramat, kedatangan Anis ke Pondok Pesantren Sidogiri, Kecamatan Kraton, Pasuruan, juga mendapat penolakan. Alasannya, karena pesantren yang menampung puluhan ribu santri itu tidak berpolitik praktis.
(cns)
Berita Selengkapnya Klik di Sini 
